Shaykh Abdalqadir as-Sufi
Tucson, Amerika, Mei, 1978
translasi: Abbas, 2002
Bismillah ar-Rahman ar-Rahim
Fuqara-Faqirat, Saya akan, Insha’llah, mengatakan sesuatu ttg jalan dari Allah (Tariqa), Jalan Kepada Allah. Ini dapat dibicarakan dengan berbagai cara, dan dapat dibicarakan dengan berbagai bahasa yang berbeda, dengan perbendaharaan bahasa yang berbeda. Dapat juga dibicarakan memakai bahasa Al-Quran, bahasa Allah tabaraka wa ta’ala. Dapat juga dibicarakan memakai bahasa khusus dari kumpulan suatu kaum, komunitas, di mana mereka menciptakan kumpulan istilah-istilah teknis mereka sendiri untuk menjelaskan ahwal al-maqamat mereka, (the inner-state) keberadaan dalam dan pemberhentian (station) dengan Allah; keberadaan dalam, hanya itu saja yang mereka tahu dan urusan -maqamat- derajat derajat hanya Allah saja yang mengetahuinya dan hanya para -awliya- wali Allah mengenali ini pada diri mereka. Mereka tidak mengenali maqam mereka ( khalayak umum), tapi mereka mengenali -Hal- keadaan mereka. Kamu dapat membicarakan dengan cara begini.
Kamu dapat membicarakan tentang kelebihan, thariqat-thariqat: Naqshbandiyya, Shadhiliyya, Darqawiyya, Chistiyya; tentang para Shuyukh; Shaykh ini dan Shaykh itu, tentang maqam yang ini dan tentang maqam yang itu; tentang Aqtab, Awtad dan Salihun, dengan semua cara ini kamu dapat membicarakan tentang Tassawuf. Atau kamu dapat membuat cerita sendiri dan tetap membicarakan hal itu. Tidak ada yang menyanggah kamu. Shaykh Muhammad al-Fayturi Hamuda berkata : “kami tidak tertarik pada wird-wird; kami tidak tertarik pada wazifas; shaykh ini atau shaykh itu. Para sadiqun hanya tertarik pada satu saja: ma’rifa (Pengenalan tentang Allah). Tak ada urusan yang lain!”. Salah seorang sufi di Pakistan Timur berkata : “Para Shuyukh tidak terbang; para murid-murid mereka yang seolah-olah membuat mereka terbang. Para Shuyukh tidak saling berkelahi; para murid-murid mereka yang seolah-olah membuat mereka berkelahi satu sama lainnya.” Dengan kata-kata lain ahl-Haqiqat, orang-orang ma’rifa, ada dalam persetujuan yang lengkap, dalam keseimbangan rasa yang lengkap, dan tidak ada perdebatan di antara mereka.
Jadi bagaimana kita akan membicarakan Tariq, tentang jalan ini? Di situ ada jalan, ada Sabil, Sabilillah, fi-Sabilillah, pada jalan Allah. Jalan ini, Jalan para Sufi secara baiknya dapat dikatakan Sabil. Sabil dari asal kata yang artinya hujan. Hujan datang dari sesuatu yang tidak ada, keluar dari sekumpulan awan, dan menjadi hujan. Yang awalnya adalah awan-awan, lalu menjadi hujan, dan menghilang. Benar-benar hilang, dan hanya hasilnya saja yang terlihat, seperti rumput-rumput dan bunga-bunga, dan makanan untuk lainnya. Imam al-Junayd, radiya’llahu ‘ anhu, Imamnya para kaum Arifin dan para orang-orang Jalan ini, Jalan Allah, berkata: “Para sufi seperti pupuk, tanah di bumi dan berbagai macam biji-bijian yang ditebarkan kepadanya, dan dari ini, mawar-mawar dan bunga-bunga yang indah tumbuh dan mekar”. Continue reading